Bahan A :
- 160 gram butter (saya 100 gram butter + 60 gram margarin)
- 100 gram tepung terigu protein rendah
- 35 gram maizena
- 30 gram susu bubuk
- 1 sdt pasta vanilla
- 2 sdt poppy seeds (optional)
Bahan B :
- 120 ml putih telur
- 50 gram gula halus
Cara membuat :
- Kocok butter dan margarin sampai lembut, kurangi kecepatan paling rendah, tambahkan tepung terigu, maizena, susu bubuk, pasta vanilla dan poppy seeds, kocok sebentar hingga rata. Sisihkan.
- Kocok putih telur sampai mengembang. Masukkan gula halus secara bertahap sambil tetap dikocok. Kocok hingga soft peak.
- Tuang putih telur ke adonan tepung secara bertahap, aduk hingga rata dan halus.
- Masukkan ke dalam piping bag, gunting ujungnya lalu cetak di loyang lidah kucing yang sudah dioles margarin.
- Oven dengan suhu 150'C hingga matang kuning kecoklatan (sesuaikan oven masing2).
- Angkat. Dinginkan lalu masukkan ke dalam wadah kedap udara.
*Tips anti gagal agar lidah kucing tidak menempel di loyang dan mudah dilepaskan (sumber : Sajiansedap).
- Pilih jenis loyang yang mengkilap. Loyang seperti ini biasanya masih punya lapisan coating yang bisa membuat kue kering tidak menempel.
- Sering-sering mengganti loyang lidah kucing. Semakin pudar lapisan coatingnya (semakin tidak mengkilap) maka kemampuan loyang untuk membuat kue tidak menempel juga makin menurun.
- Loyang boleh dioles margarin yang cukup tebal. Baiknya menggunakan mentega putih supaya lidah kucing tidak menempel di loyang dan mudah dilepaskan.
- Kue lidah kucing harus segera dilepaskan dalam keadaan panas-panas. Ketok saja loyangnya sedikit, maka kue lidah kucing akan segera lepas. Tapi, kalau sulit, sodok saja dengan spatula.
- Kalau kue lidah kucing mulai dingin dan sulit lepas, masukkan lagi loyang ke dalam oven sebentar saja. Nantinya, lidah kucing akan mudah lepas lagi.
- Mengocok putih telur harus menggunakan wadah dan alat mikser bebas lemak (cuci bersih peralatan hingga tdk ada lemak dari margarin atau minyak).